Detik-detik Wafatnya Kanjeng Sunan Gunung Jati Cirebon Wafatnya Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidyatullah dalam buku History Of Java disebutkan pada tahun 1428 Saka (1509 M) dalam usia sangat lanjut. Tapi, tahun 1509 itu dibantah oleh para sejarawan Cirebon, mengingat ketika peristiwa perang Galuh-Cirebon, Sunan Gunung Jati masih berperan dan lagi pula kejadian perang Galuh-Cirebon tersebut terjadi setelah peristiwa yang diduga kematian Sunan Gunung Jati dalam buku History Of Java. Makam Sunan Gunung Jati. Menurut catatan Kesultanan Cirebon, sebagaimana yang tertulis dalam Negarakertabumi dan Purwaka Caruban Nagari, Sunan Gunung Jati wafat pada tanggal 11 Kresnapaksa Bulan Badramasa Tahun 1490 Saka (1568). Adapun mengenai kisah kewafatan Syarif Hidayatullah sebenarnya diceritakan juga dalam Naskah Mertasinga Pada Pupuh LVI.13-LVIII.06. Adapun ringkasanya sebagai berikut: Dimasa sepuhnya, Sunan Gung Jati menghabiskan waktunya di Gunung Kentaki (sebelah barat Gunung Sembu...
DIALOG !!! TUHAN TIDAK PERNAH TIDAK BERLAKU ADIL KEPADAMU. Jadi Aku tidak pernah berlaku tidak adil kepadamu. Aku menerima semua tidak ada bedanya perbuatan baik dan perbuatan burukmu, parameter ini hanya ada di semestamu, kamulah yang mengartikan dan melakukan semuanya. Hanya sangkaan hidup dalam keterbatasan dan kefanaanmu mengira kebenaran itu adalah ini sedangkan yang itu adalah kesesatan, padahal semua itu adalah dirimu sendiri yang sedang bertumbuh kembang menuju kehidupan yang lebih tinggi, anakku. Jadi pada hakikatnya kamu adalah kesadaran yang sedang aku ciptakan dan, Aku adalah penciptamu, Aku selalu mencintaimu. Salam Blogger Mengenal Apa Itu Blogger dan Latar Belakang Sejarahnya Siapa yang tidak kenal platform yang diakuisisi oleh Google sejak 2003 ini. Blogger adalah sebuah platform layanan penerbitan blog yang dimiliki Google. Platform blog ini memberikan kelebihan-kelebihan seperti kemudahan, aksesibilitas, dan gratis saat digunakan bagi para pembuat blog. Blogger s...
Pada artikel ini yang berjudul “Iqra’ (Zikir)”, ketersambungan dengan sang Khalik melalui metodologi menyebut-nyebut atau membaca Namanya (iqra’). Sebagaimana pengalaman beliau di gua Hira, menyebut-nyebut ismu Rabb dengan teknik tertentu telah memperjalankan Muhammad bin Abdullah (dan juga para sufi dari umatnya) ke alam yang lebih tinggi. “Bacalah dengan (menyebut) Nama Tuhanmu yang menciptakan” (Al-‘Alaq: 1). Zikir yang dibimbing oleh seorang mursyid (Jibril) mampu membawa jiwa kita dari alam jabarut (dunia material) ke alam malakut (ruh) sampai ke alam rabbani (makrifatullah). Karena memperoleh pengetahuan dari alam yang lebih tinggi, tidak heran banyak sufi atau ahli zikir yang “mabuk”. Nabi Muhammad SAW sekalipun harus “diselimuti”, gemetaran dengan pengalaman spiritualnya. Bahkan dituduh gila: “Mereka berkata: Hai orang yang diturunkan dzikir kepadanya, sesungguhnya kamu benar-benar orang gila” (QS. Al-Hijr: 6). Surah Al-Qalam ayat 1-2 juga menceritakan tentang Muham...
KEMANA KPU DAN BAWASLU? Dalam situasi seperti ini, harusnya KPU, Bawaslu dan DKPP lah yang banyak bicara bukan peserta pemilu dan lembaga survey. Negara hilang ketika di tengah masyarakat terjadi pembelahan dan keresahan. Tiba-tiba semua jadi ngambang. Ini bahaya. Sementara media sosial dan masyarakat melaporkan dari TPS masing-masing tentang kejanggalan, kecurangan dan dugaan pelanggaran. Otoritas negara penyelenggara pemilu diam seribu bahasa. Ruang publik jadi kompetisi lanjutan. Ada apa dengan kalian KPU, Bawaslu? Seharusnya pencoblosan adalah akhir kompetisi. Lalu kalau ada sengketa kita tunggu proses hukum. Tapi, absennya KPU & Bawaslu secara tegas, penuh basa-basi dan tidak memberikan kepastian membuat masyarakat tetap tidak tenang. Saya menghimbau agar KPU dan Bawaslu khususnya agar mengaktifkan Media Centernya sehingga kalau bisa 24 jam pengaduan masyarakat ditanggapi, sehingga seluruh dugaan kejanggalan, dan kecurangan mendapatkan penjelasan yang m...
Menyingkap Rahasia Puisi Puisi Rumi Biarkan aku bercerita tentang keajaiban-keajaiban Dikau, oh Cinta! Ijinkan aku membuka pintu gaib bagi makhluk, dengan ucapan! Salah satu cara menyingkap rahasia di balik puisi-puisi mistik Maulawi Jalaluddin Rumi adalah mencari kata-kunci (keyword) yang sering digunakan Rumi di dalam puisi-puisinya yang banyak menawan banyak orang. Bagi penggemar puisi-puisi Rumi, kata CINTA mungkin merupakan kata yang paling sering diekspresikan Rumi di dalam puisi-puisinya. Oleh karena itulah bagi mereka yang kering dari rasa ini pastilah akan mengalami kesulitan hebat untuk bisa memahami semua yang diungkap Rumi di dalam karya-karyanya. Cinta, bagi Rumi, sesuatu yang tidak mungkin bisa lepas darinya. Kalau boleh kita sedikit ekstrem bisa dikatakan Rumi adalah seorang sufi “pemuja” Cinta! Bagi sebagian kecil orang – sekali lagi bagi mereka yang tidak akrab dengan dunia rasa – akan sangat sulit memahami semua karya Rumi. Untuk bisa mem...